Utama falsafah & agama

Agama Perjanjian Separuh Jalan

Agama Perjanjian Separuh Jalan
Agama Perjanjian Separuh Jalan

Video: MISTERIUS..!! Desa ini Terikat Perjanjian Dengan Buaya, Ada yang Hanya Sebulan Sekali Terlihat 2024, Julai

Video: MISTERIUS..!! Desa ini Terikat Perjanjian Dengan Buaya, Ada yang Hanya Sebulan Sekali Terlihat 2024, Julai
Anonim

Perjanjian Separuh Jalan, penyelesaian agama-politik yang diadopsi oleh Kongregasionalis New England abad ke-17, juga disebut Puritan, yang membenarkan anak-anak anggota gereja yang dibaptis tetapi tidak bertobat untuk dibaptis dan dengan itu menjadi anggota gereja dan mempunyai hak politik. Kongregasionalis awal telah menjadi anggota gereja setelah mereka dapat melaporkan pengalaman bertobat. Anak-anak mereka dibaptis sebagai bayi, tetapi, sebelum anak-anak ini diterima menjadi anggota penuh dalam gereja dan diizinkan untuk mengambil bagian dalam Perjamuan Tuhan, mereka diharapkan juga memberikan bukti pengalaman pertobatan. Banyak yang tidak pernah melaporkan pengalaman bertobat tetapi, sebagai orang dewasa, dianggap sebagai anggota gereja kerana mereka telah dibaptiskan, walaupun mereka tidak diterima dalam Perjamuan Tuhan dan tidak diizinkan untuk memilih atau memegang jawatan.

Sama ada anak-anak dari anggota gereja yang dibaptiskan tetapi tidak bertobat ini harus diterima untuk pembaptisan menjadi perkara kontroversi. Pada tahun 1657 sebuah konvensi menteri menyarankan agar anak-anak tersebut harus diterima untuk pembaptisan dan keanggotaan gereja, dan pada tahun 1662 sebuah sinode gereja-gereja menerima praktik itu, yang pada abad ke-19 disebut Perjanjian Half-Way. Langkah ini meningkatkan jumlah anggota gereja yang berkurang di koloni, meningkatkan disiplin gereja terhadap lebih banyak orang, dan mendorong sebilangan besar orang untuk mencari pertobatan dan bekerja untuk kepentingan gereja. Walaupun penyelesaian ini diterima oleh mayoritas gereja-gereja di New England, ia ditentang oleh minoriti yang lantang. Amalan ini ditinggalkan oleh kebanyakan gereja pada abad ke-18 ketika Jonathan Edwards dan pemimpin-pemimpin Kebangkitan Besar mengajarkan bahawa keanggotaan gereja hanya dapat diberikan kepada orang-orang yang percaya.