Utama falsafah & agama

Mushāhadah fūfisme

Mushāhadah fūfisme
Mushāhadah fūfisme
Anonim

Mushāhadah, (bahasa Arab: "menyaksikan" atau "melihat") juga disebut shuhūd ("saksi"), dalam istilah sufi (mistik Muslim), penglihatan Tuhan yang diperoleh oleh hati pencari kebenaran. Melalui mushāhadah, sufi memperoleh yaqīn (kepastian nyata), yang tidak dapat dicapai oleh akal atau disampaikan kepada mereka yang tidak menempuh jalan sufi. Sufi harus melalui berbagai tahap ritual (maqām) sebelum dia dapat mencapai keadaan mushāhadah, yang akhirnya diberikan kepadanya hanya dengan tindakan rahmat Tuhan semata-mata. Oleh itu, Mushāhadah tidak dapat dicapai melalui karya atau mujāhadah yang baik (berjuang dengan diri sendiri). Lebih jauh lagi, ia dikurniakan oleh Tuhan yang dikehendaki-Nya.

Mushāhadah adalah matlamat setiap sufi yang bercita-cita mencapai visi Tuhan yang paling utama; kebalikannya, āijāb (menutupi wajah ilahi), adalah hukuman paling berat yang dapat dibayangkan oleh seorang sufi. Para sufi menganggap kehidupan mereka sebelum mencapai mushāhadah sebagai sia-sia. Menurut satu anekdot, ketika mistik terkenal Bāyazīd al-Besṭāmī (w. 874) ditanya berapa umurnya, dia menjawab "empat tahun." Ketika diminta penjelasan, dia menjawab, “Saya telah ditutupi oleh Tuhan oleh dunia ini selama tujuh puluh tahun, tetapi saya telah melihat-Nya selama empat tahun terakhir; tempoh di mana seseorang bertudung tidak termasuk dalam hidup seseorang."