Kijai Hadji Ahmad Dachlan, (lahir 1868, Jogjakarta, Jawa - meninggal Februari 23, 1923), pengasas Muhammadiyah, sebuah gerakan reformasi Islam yang memberi kesan besar pada praktik Islām di Indonesia dan pengaruh kuat pada banyak pemimpin nasionalis.
Dachlan adalah seorang saudagar kaya yang menunaikan haji ke Mekah tidak lama setelah tahun 1900. Sekembalinya, ia menjadi aktif dalam kegiatan pembaharuan agama, pertama dalam isu-isu ritual formalistik dan kemudian pada isu-isu substantif yang lebih luas kemudian dibangkitkan oleh para reformis di Mesir. Pada hakikatnya, para pembaharu berusaha untuk meninggalkan empat mazhab tafsiran yang berbeza mengenai hukum Islam dan kembali kepada ajaran Al-Qur'an, dengan harapan dapat menghasilkan tubuh pemikiran Islam yang sesuai dengan masyarakat yang memodenkan. Muhammadiyah, yang didirikan pada bulan Mei 1912, mengikuti model organisasi Barat, dan Dachlan memperoleh pengakuan yang sah dari pemerintah Hindia Belanda. Program praktik Muhammadiyah menekankan pendidikan dan pekerjaan sosial, termasuk penubuhan dan operasi sekolah, hospital, dan kegiatan yang berkaitan; ia memodelkan dirinya pada program-program masyarakat dakwah Kristian, yang pengaruhnya Muhammadiyah berharap dapat dikurangkan. Gerakan ini menghindari aktiviti politik, tetapi Dachlan mengekalkan hubungan erat antara organisasinya dan Sarekat Islām politik terbuka (Persatuan Islam).
Pada tahun 1915 sekolah Muhammadiyah diberikan subsidi pemerintah dan mulai menarik anak-anak Indonesia yang bercita-cita tinggi yang ingin meningkatkan peluang anak-anak mereka melalui pendidikan tetapi ingin melakukannya dalam konteks Muslim dan bukan Kristian. Setelah tahun 1920, Muhammadiyah menyebar dari pangkalan Jogjakarta ke seluruh pulau Jawa dan pulau-pulau luar dan menjadi salah satu pengaruh paling kuat pada kelas menengah Indonesia yang baru muncul.
